Selasa, 02 Oktober 2012

Ritual mappere do bone


- Ribuan warga di Kabupaten
Bone Sulawesi Selatan, Minggu menggelar tradisi
unik yakni ritual berayun setingg puluhan meter
yang dikenal dengan Mappere oleh masyarakat
setempat.
Tradisi Mappere ini rutin dilakukan warga Desa
Padaidi Kecamatan Tellusiattingnge Kabupaten Bone
Sulawesi Selatan usai panen raya.
Dalam ritual yang telah turun temurun dilakukan ini,
ribuan warga dari berbagai pelosok memadati
lapangan terbuka yang telah terpasang dua pohon
randu setinggi 20 meter, pohon randu inilah yang
kemudian digunakan dalam menggelar tradisi
berayun.
Sementara tali yang digunakan hanya tali rotan yang
dibalut dengan kulit kerbau.
Sebelum Mappare dimulai terlebih dahulu pemuka
adat menggelar ritual untuk meminta keselamatan
bagi para gadis yang akan diayun. Gadis yang harus
menaiki ayunan ini merupakan para kembang desa,
yang telah dipilih sebelumnya.
Sementara delapan oang pemuda membantu para
gadis berayun dengan menggunakan tali dari kiri ke
kanan untuk meninggikan ayunan.
Para penonton terpukau dengan keberanian para
gadis melayang-layang diatas ketinggian 20 meter
tanpa menggunakan pengaman melainkan hanya
menggunakan baju adat atau "baju bodo."
Sejatinya tradisi ini merupakan tradisi secara
temurun usai yang dilakukan oleh warga usai
melakukan panen raya.
"Ini sejak dari nenek moyang kalau sudah panen
padi dan tidak boleh ada warga yang menanam
jagung sebelum tradisi ini dilakukan," ujar H.
Rahman, Kepala Desa Padaidi, Minggu (30/9/2012).
Sementara warga lainnya sibuk di rumah masing-
masing mempersiapkan makanan untuk menu santap
siang bagi seluruh warga yang datang baik dari
dalam maupun dari luar desa tersebut, tak jarang
setiap melakukan tradisi ini warga menyembelih
puluhan ekor kuda sebagai wujud syukur atas
kelimpahan panen.
"Kalau saya tidak salah ada 23 ekor kuda yang
dipotong kemarin," kata Yusdi salah seorang warga
setempat.


0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.