Selasa, 02 Oktober 2012

Pammiring ulaweng ri bone

Situs Sejarah Tana Bone
Situs Sejarah Bugis Bone merupakan lokasi atau
tempat yang menjadi sejarah bagi rakyat Bugis Bone
dan juga menjadi bagian tempat sejarah negara
Indonesia. Lokasinya disekitar Watampone Kabupaten
Bone Sulawesi Selatan.
Bugis merupakan suku yang tergolong ke dalam suku-
suku Melayu Deutero. Masuk ke Nusantara setelah
gelombang migrasi pertama dari daratan Asia tepatnya
Yunan. Kata "Bugis" berasal dari kata To Ugi, yang
berarti orang Bugis. Penamaan "ugi" merujuk pada raja
pertama kerajaan Cina yang terdapat di Pammana,
Kabupaten Wajo saat ini, yaitu La Sattumpugi. Ketika
rakyat La Sattumpugi menamakan dirinya, maka
mereka merujuk pada raja mereka. Mereka menjuluki
dirinya sebagai To Ugi atau orang-orang atau pengikut
dari La Sattumpugi. La Sattumpugi adalah ayah dari
We Cudai dan bersaudara dengan Batara Lattu,
ayahanda dari Sawerigading. Sawerigading sendiri
adalah suami dari We Cudai dan melahirkan beberapa
anak termasuk La Galigo yang membuat karya sastra
terbesar di dunia dengan jumlah kurang lebih 9000
halaman folio. Sawerigading Opunna Ware (Yang
dipertuan di Ware) adalah kisah yang tertuang dalam
karya sastra I La Galigo dalam tradisi masyarakat
Bugis. Kisah Sawerigading juga dikenal dalam tradisi
masyarakat Luwuk, Kaili, Gorontalo dan beberapa
tradisi lain di Sulawesi seperti Buton.
Kerajaan Bugis klasik antara lain :
Bone,
Luwu,
Wajo,
Soppeng,
Suppa,
Sawitto,
Sidenreng,
Rappang.
Bola Soba
Rumah yang berbentuk panggung dan biasanya
memiliki 3 bagian yaitu bagian atas, tengah dan bawah.
RUmah ini menjadi inspirasi bagi pembangunan
Rumah Besar (Saoraja). Bagian atas untuk menyimpan
(lumbung) padi/makanan. Tempat tinggal ada di
bagian tengah. Sejak jaman Belanda sudah jarang
dibangun Rumah Adat Bone dengan kayu, lebih
banyak dari semen. Sekarang masih tersisa di daerah
Watampone.
Patung Arung Palakka
Raja pemersatu rakyat Bugis dan wilayah Sulawesi,
gagah berani dan mempunyai sifat terpuji. Pahlawan
Bone, Pahlawan Kemanusiaan. Arung Palakka yang
mengeluarkan masyarakat Bone dari garis kemiskinan
dan tindasan kerajaan lain.
Masjid Tua Al Mujahidin
Merupakan salah satu jejak Islam di Tanah Bone.
Berada di tengah-tengah kota Watampone. Mesjid ini
masih asli dan merupakan salah satu dari jejak Islam
di Sulawesi. Memiliki sebuah tembok pertahanan
dengan tebal sekitar 1 meter.
Tana Bangkala'e
Dahulu kerajaan di tanah Sulawesi sering terjadi
selisih paham semisal antara Kerajaan Goa, Kerajaan
Bone, dan Kerajaan Luwu. Untuk mempersatukannya
dibentuklah simbol pemersatu ketiga kerajaan itu.
Tanah Bangkalae itu merupakan penyatuan tanah dari
3 kerajaan tersebut dengan tujuan agar ke-3 kerajaan
tersebut bersatu. Menjadi tempat pelantikan raja yang
dimulai dari Raja Bone saat itu yaitu Raja Bone ke
16. Tanah Bangkalae adalah tanah tempat pelantikan
raja, berwarna kemerah-merahan, dan dianggap sebagai
Tanah Dewa.
Saoraja Petta Ponggawae
Rumah Besar Bola Soba bertingkat 5 milik seorang
raja Bone untuk panglimanya. Rumah ini adalah Istana
Panglima Perang Bone dengan atap bertingkat 4,
sedangkan rumah Raja memiliki atap bertingkat 5.
Sekarang menjadi tempat pelestarian budaya Bugis
Bone.
Merupakan rumah Raja Bone ke-31, Andi
Mapparinggi bergelar LAWAWOWOI KARAENG
SIGERI MATINROE RI BANDUNG, yang dijadikan
sebagian rumahnya dijadikan museum Bugis Bone.
Museum ini menjadi tempat penyimpanan benda-benda
seni dan budaya tradisional Bugis Bone. Dahulunya
pernah menjadi gedung DPRD Kabupaten Bone.
Menyimpan gambar raja-raja Bone dan benda-benda
duplikat upacara adat istiadat Bone.
Arajangnge
Menyimpan benda-benda milik Arung Palakka yang
juga merupakan benda-benda pusaka seperti Payung
Emas, Payung Perak, Sarung dan Pegangan, serta
Selempang/Salimpang Emas (Sembangengpulaweng)
yang panjangnya 177 cm dengan berat 5 kg emas
murni 24 karat. Setiap tahunnya dilakukan
pembersihan benda-benda bersejarah dan sakral
tersebut. Museum ini dibuka setahun sekali pada hari
jadi Tanah Bone mengingat banyak benda bersejarah
yang sangat perlu dilindungi.
Situs Manurungnge Ri Matajang
Disinilah tempat terjadi kontrak pemerintah Rakyat
Bone (Tujuh raja-raja kecil) dengan Manurung
E.rimatajang Raja Bone Pertama pada tanggal 16
April 1330 dan menjadi hari lahirnya Kabupaten
Bone. Berada di lokasi Kecamatan Tanete Riatan.
Manurung merupakan manusia suci yang turun dari
langit. Manurunge adalah pemersatu rakyat yang
bertikai saat itu (matoa-mata) ke dalam Kerajaan
Bone. Raja Manurung E.ri sebenarnya tidak diketahui
asal usulnya sehingga di gelar Manusia Suci yang
Turun dari Langit.
Berkata rakyat Tana Bone,
"agar menetaplah di Tanah Bone
dan engkau yang kami angkat menjadi
raja untuk memimpin kami, namun
anak dan istri kami, bila engkau
tidak menyetujuinya, kamipun
menurut kepadamu, asalkan engkau
.... keselamatan kami dan ....."
Maaf tulisan tidak lengkap
Dan berkata Manurung E.ri,
"Saya menjunjung tinggi di atas kepala saya dan
menghargai kata-kata dan persatuanmu untuk
mengangkat saya menjadi raja."
Tujuh raja-raja kecil melantik Manurungnge ri
Matajang sebagai raja mereka dengan nama Arumpone
dan mereka menjadi dewan legislatif yang dikenal
dengan istilah ade pitue. Manurungnge ri Matajang
dikenal juga dengan nama Mata Silompoe. Adapun
ade' pitue terdiri dari matoa ta, matoa tibojong, matoa
tanete riattang, matoa tanete riawang, matoa macege,
matoa ponceng. istilah matoa kemudian menjadi arung.
setelah Manurungnge ri Matajang, kerajaan Bone
dipimpin oleh putranya yaitu La Ummasa' Petta Panre
Bessie. Kemudian kemanakan La Ummasa' anak dari
adiknya yang menikah raja Palakka lahirlah La Saliyu
Kerrempelua. pada masa Arumpone (gelar raja bone)
ketiga ini, secara massif Bone semakin memperluas
wilayahnya ke utara, selatan dan barat.
Situs Perjanjian Tellu Boccoe
Tempat perjanjian Raja Bone, Raja Wajo dan Raja
Soppeng. Bunyi perjanjian itu "Barang siapa pihak
kerajaan yang melihat cahaya titik cahaya terang,
maka kerajaan itu yang berhak memberitahu saudara-
saudaranya yang berjanji". Inilah kesepakatan ketiga
kerajaan itu dalam menghadapi musuh-musuh yang
ingin menghancurkan daerah tersebut. Mereka
bekerjasama, sebuah perjanjian suci untuk saling bahu-
membahu menghadapi musuh.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.